Entri Populer

Senin, 25 Oktober 2010

Korelasi Tempat Duduk dan Nilai Ujian

Banyak Pelajar atau Mahasiswa berfikir bahwa mencontek, mengepek, nyonto, akan membantu mengangkat nilai dan ahirnya akan membuat orang tua bangga, senang dan masuk surga. Padahal
TIDAK
ketidak percayaan diri kita saat ujian menunjukan bahwa orang tua kita telah gagal dalam mendidik anak dalam hal kejujuran, kalau orang tua di rasa gagal, berarti pertanggungjawabanya dengan Alloh. Apa kita mau orang tua kita mendapatpatkan dosa gara-gara anak yang tidak jujur.
Ada pula yang bilang
aku g nyontek ko, tp kalau ada yang minta jawaban pasti aku kasih, aku kan ga pelit
apa dintara pembaca ada yang demikian?
Sama saja mencontek, saya selalu di berikan pengerahan oleh guru SMA saya, orangnya berprinsip tegas, dan yang jelas pikirannya terbuka, Namanya bapak Daryono, Kriteria orang yang mencontek itu ada 3, yang pertama kita minta jawaban, yang kedua memberikan jawaban dan yang ketiga yang melihat aksi contek-contekan tapi dibiarkan. Ketiganya sangat berat ditinggalkan. Tapi siapa bilang g bisa nyatanya bisa ko, contohnya saya. dulu juga saya ahli dalam cotek-contekan tapi alhamdulillah sudah mendapat hidayah oleh Alloh.

Cobaannya banyak banget, ketika saya sudah meninggalkan kebiasaan buruk saya yang suka mencontek kriteria yang pertama saya masih saja dituduh mencontek oleh penjaga tes, padahal teman saya di belakang atau di samping yang ribut mminta jawaban, kemudian kertas jawaban di sobek, ada lagi kertas jawaban saya di tulis huruf merah besar bertuliskan mencontek, bahkan di keluarkan dari ruang tes pun saya pernah. Pada ahirnya saya lolos dan menang dari godaan syetan yang terkutuk.

Kebiasaan yang pertama sudah hilang, nah kriteria yang kedua itu yang sangat berat ditinggalkan, karena sudah jelas menyengkut teman-teman kita, sedangkan kalau mencontek kriteria pertama hanya menyangkut diri sendiri saja. Pikiran saya waktu dulu pasti saya tidak akan mendapatkan teman jika saya tidak seperti yang lain. tetapi apa saya akan seperti ini terus, mengantarkan orang tua ke neraka, membuat banyak guru-guru saya kecewa karena jerih payahnya tidak diindahkan. Ingat kan, ketika guru mengajar di kelas, mengerahkan seluruh kekuatan jiwa dan raganya untuk mengajar dan membimbing siswa di kelas. Ahirnya saya memutuskan Untuk mencobanya, dan hasilnya yang sementara adalah saya diomongin ngalor-ngidul oleh teman saya. huft....
saya juga tidak tega jika teman saya benar-benar kesusahan tetapi saya harus kuat dan tidak boleh plin-plan, tetap berpegang pada prinsip. Bukannya saya tega tetapi lebih tega lagi jika saya menuruti kemauan teman saya yang saat itu di isiki oleh setan yang tidak beranggungjawab. Tetepi sebenarnya saya sudah memberikan kesempatan bagi teman-teman saya untuk diskusi saat pelajaran atau kuliah berlangsung. Jadi untuk meperbaiki semua itu saat pelajaran efektif bukan saat ujian karena percuma.
Pada ahirnya saya meneng lagi, dan teman-teman saya sudah tau dan mau mengerti, Alhamdulillah setiap kali Ujian saya di berikan kemudahan oleh Alloh SWT. Jika tidak tau, ya sudah tidak usah dijawab, karena itu benar-benar hasil dari kita, kalau sudah mendapatkan jawaban dari orang lain, berarti nilai yang di peroleh sudah tidak orisinil. Kalau sudah tidak orisinil kan sudah tidak mantap lagi, dan dari mana kita tahu kemampuan kita jika bukan dari ujian itu.
Alasan kenapa teman-teman saya tidak boleh memcontek jawaban saya adalah, karena saya kurang pandai sehingga jwaban yang saya berikan belum tentu benar, dari pada menyesatkan lebih baik tidak sama sekali.

Kriteria yang ketiga orang yang mencontek adalah melihat orang lain contek-contekan tetapi di biarkan, Pertanyaanya adalah...." Apa Mau Lapor sama Pengawas Ujian???"
Manusia Tempatnya khilaf dan Dosa namun sebagai manusia yang baik, mengingatkan satu dengan yang lain adalah kewajiban. jadi jika sudah diingtkan pake tangan, kemudian omongan sudah tidak bisa, doakan lah saja. Kadang Orang berebut kursi ujian di bagian tengah atau hampir belakang, karena sangat strategis. Duduk di depan susah berkutik dan duduk paling belakang juga selalu diawasin. Tetapi lebih enak duduk di bagian paling depan, karena tidak diawasi Pengawas, Tidak banyak yang tanya jadi lebih konsentrasi dan terhindar dari melihat aksi contek-contekan.
Perlu di ketehui bagi saudara sekalian, bahwa sesungguhnya Guru-guru atau Dosen saudara sekalian sebenarnya tau gerak-gerik mencurigakan saudara, hanya saja saudara sudah dewasa, sudah saatnya sadar diri dan tidak selalu diingatkan.

Perubahan saya selama ini juga karena teman-teman SMA saya yang sangat inspiratif. Love you full for nak SMANDA BES...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar