Dampak Kekerasan terhadap Anak. Moore (dalam Nataliani, 2004) menyebutkan bahwa efek tindakan dari korban penganiayaan fisik dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Ada anak yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mempunyai kepibadian sendiri; ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri. Selain itu Moore juga menemukan adanya kerusakan fisik, seperti perkembangan tubuh kurang normal juga rusaknya sistem syaraf.
Anak-anak korban kekerasan umumnya
menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimpang di
kemudian hari. Bahkan, Komnas PA (dalam Nataliani, 2004) mencatat,
seorang anak yang berumur 9 tahun yang menjadi korban kekerasan,
memiliki keinginan untuk membunuh ibunya.
Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap anak (child abuse), antara lain:
1. Dampak kekerasan fisik
Anak yang mendapat perlakuan kejam dari
orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua
akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. Orang tua agresif melahirkan
anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa
yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004) menggambarkan bahwa
semua jenis gangguan mental ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang
diterima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik yang
berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan
cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga
menyebabkan korban meninggal dunia.
2. Dampak kekerasan psikis
Unicef (1986) mengemukakan, anak yang
sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan,
cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia
(takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan
bunuh diri. Menurut Nadia (1991), kekerasan psikologis sukar
diidentifikasi atau didiagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang
nyata seperti penyiksaan fisik. Jenis kekerasan ini meninggalkan bekas
yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk, seperti
kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku
merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol,
ataupun kecenderungan bunuh diri.
3. Dampak kekerasan seksual
Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003)
diantara korban yang masih merasa dendam terhadap pelaku, takut menikah,
merasa rendah diri, dan trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini
mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah. Bahkan eksploitasi
seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai
penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan seksual terjadi
pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain
dari yang biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut,
perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom
fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit, dll (dalam Nadia,
1991);
4. Dampak penelantaran anak
Pengaruh yang paling terlihat jika anak
mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua
terhadap anak, Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang kasih sayang
dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal
mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah
penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
5. Dampak kekerasan lainnya
Dampak kekerasan terhadap anak lainnya
(dalam Sitohang, 2004) adalah kelalaian dalam mendapatkan pengobatan
menyebabkan kegagalan dalam merawat anak dengan baik. Kelalaian dalam
pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi
dengan lingkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari
nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
Berdasarkan uraian diatas dampak kekerasan terhadap anak antara lain:1. Kerusakan fisik atau luka fisik
2. Anak akan menjadi individu yang kukrang percaya diri, pendendam dan agresif
3. Memiliki perilaku menyimpang, seperti: menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol sampai dengan kecenderungan bunuh diri.
4. Jika anak mengalami kekerasan seksual maka akan menimbulkan trauma mendalam pada anak, takut menikah, merasa rendah diri, dan lain-lain.
5. Pendidikan anak yang terabaikan.
Sumber:
http://www.duniapsikologi.com
Artikel Dampak Kekerasan terhadap Anak pertama kali diterbitkan dunia psikologi pada 27 November 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar