Dalam pembahasan
sebelumnya dikatakan bahwa faktor pencetus (tressor) mengapa anak mudah
mengamuk dan memaki diakibatkan antara lain cara orang tua memperlakukan anak,
hubungan antar saudara yang kurang harmonis dan faktor lingkungan
pergaulan. Disini kita akan membahasnya
satu persatu faktor tersebut.
Cara Orang Tua Memperlakukan Anak
Tidak dapat dipungkiri
bahwa cara orang tua memperlakukan anak sangat
mempengaruhi pola perilaku
anak dan menentukan kehidupan emosi anak,
misalkan :
·
Anak Terlalu Dimanja
Kadang orang tua tidak
menyadari telah memanjakan anak secara berlebihan. Maksudnya ingin menyenangkan anak dengan
memenuhi segala permintaan anak sebagai bentuk kedekatan dan kasih sayang
sebagai orang tua. Bahkan tuntutannya
yang agak berlebihanpun selalu dikabulkan, karena orang tua tidak tega
menghadapi rengekan anak, sehingga tergerak untuk memenuhi permintaannya.
Begitu pula setiap
keluhan atau rasa tak puas anak terhadap apa yang diberikan orang tua, langsung
ditanggapi dengan maksud mengenakkan anak.
Dengan kata lain orang tua tidak mau melihat anaknya kecewa atas
perhatian orang tuanya. Namun akhirnya
tanpa sadar orang tua terbiasa didikte oleh anak dengan berbagai keinginannya.
Sikap orang tua dalam
memperlakukan anak seperti ini dapat menimbulkan atau mendorong terbentuknya
sifat-sifat buruk pada anak, antara lain :
- - Suka menuntut perhatian berlebih
- - Suka menunntut yang berlebihan
- - Setiap keinginannya harus selalu dituruti
- - Tidak lekas puas terhadap apa yang diperolehnya
- - Kaku, tidak mau kompromi
- - Egois dan selalu menuntut dilayani
Sifat-sifat ini
mendorong sikap-sikap yang mudah menimbulkan persoalan pada anak dan orang
tua. Anak menjadi egois, mudah
tersinggung dan mudah marah. Jika keinginannya
tidak terpenuhi emosinya akan cepat meluap-luap, menyebabkan anak mengamuk
sebagai kompensasi dari ketidakpuasannya.
·
Perlakuan Kasar
Kadang orang tua tanpa
sadar suka berlaku kasar pada anak dan selalu memaksakan keinginan dan
kepatuhan pada anak. Terlebih lagi jika anak tidak segera melakukan sesuatu
sesuai keinginan orang tua, atau apa yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan
orang tua, sehingga orang tua kerap menghardik, mengomel atau menghukum
anak. Orang tua begitu mudah
menyudutkan anak dengan kata-kata maupun tindakan yang kasar.
Cara memperlakukan
anak secara kasar tersebut dapat mempengaruhi sikap maupun perangai
(sifat)
anak. Perlakuan kasar tersebut akan menimbulkan
perasaan tidak enak dan tertekan dalam diri anak, hal ini membangkitkan
reaksi
emosionalnya, seperti mudah marah, tersinggung, kesal, dan lain
sebagainya. Reaksi emosional yang bertumpuk-tumpuk ini
dapat mempengaruhi terbentuknya watak yang keras, jiwa pemberontak dan
pendemdam pada anak. Tidak heran jika anak mudah mengamuk dan
bertingkah laku kasar jika dirinya merasa tersinggung, kecewa, marah dan
kesal
jika keinginannya tidak terpenuhi.
Ucapan Yang Menyakitkan Hati Anak
Kebiasaan buruk
sebagian orang tua disaat kesal atau marah adalah berkata kasar yang
menyakitkan hati anak, seperti memaki atau menghamburkan kata-kata kasar yang
mengandung konotasi merendahkan atau mendeskreditkan diri pribadi anak. Misalnya mengatai anak dengan kata-kata :
binatang, anak kurang ajar, anak tak tahu diri, anaka jahanam,dasar anak setan,
dan lain sebagainya.
Parahnya, pengucapan
kata-kata kasar atau makian tersebut selalu berulang pada waktu yang berbeda
dan menjadi suatu kebiasaan. Hal seperti
ini biasanya dianggap sepele atau lumrah, padahal dampaknya sangat fatal pada
anak. Kata-kata kasar tersebut melukai
hati anak dan menimbulkan pengalaman yang traumatis, dimana kata-kata tersebut
begitu membekas di hati dan selalu terngiang di telinga anak.
Kejadian yang traumatis tersebut dapat mengubah perasaan, jalan pikiran, ingatan, juga reaksi fisik dan perilaku anak. Anak menjadi sangat sensitif dan selalu curiga. Ia merasa tercekam dan merasa dirinya anak yang tidak diinginkan, tidak disukai, dibenci, sehingga masalah kecil yang tidak berarti dapat membuat reaksi anak berlebihan dan membangkitkan kemarahannya. Apalagi jika keinginannya ditolak, anak dapat mengamuk hebat dan melontarkan kata-kata kotor (makian).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar